Rabu, 21 Juli 2010

Abu Yazid al-Bustami

Abu Yazid al-Bustami (wafat 874 M) disebut-sebut sebagai sufi yang pertama kali memperkenalkan paham fana dan baqa. Nama kecilnya adalah thaifur. Nama beliau sangat istimewa dalam hati kaum sufi seluruhnya.

Ajaran yang dibawanya yaitu al-Fana, al-Baqa, dan Ittihad. Fana artinya binasa atau tidak nampaknya sesuatu, sedangkan menurut ahli sufi fana berarti hilangnya kesadaran pribadi dengan dirinya sendiri atau dengan sesuatu yang lazimnya digunakan pada diri. Fana juga berati bergantinya sifat-sifat kemanusiaan dengan sifat-sifat ketuhanan dan dapat pula berarti hilangnya sifat-sifat tercela. Fana yang dicari oleh seorang sufi adalah penghancuran diri, yaitu hancurnya perasaan atau kesadaran tentang adanya tubuh kasar manusia.sebagai akibat dari fana adalah baqa yang berarti kekal. Menurut ahli sufi baqa berarti kekalnya sifat-sifat terpuji, dan sifat-sifat tuhan dalam diri manusia. Karena lenyapnya (fana) sifat-sifat basayriah. Maka yang kekal adalah sifat-sifat ilahiah. Dalam ilmu tasawuf, fana dan baqa datang beriringan. Tujuan dari fana dan baqa adalah ittihad, yakni penyatuan batin atau rohaniah dengan tuhan.

Ketika Abu Yazid telah fana dan mencapai baqa, maka dari mulutnya keluarlah kata-kata ganjil, yang jika tidak hati-hati memahami akan menimbulkan kesan seolah Abu Yazid mengaku dirinya sebagai Tuhan, padahal yang sesungguhnya ia tetap manusia, yaitu manusia yang mengalami pengalaman batin bersatu dengan Tuhan, yaitu “Tidak ada Tuhan, melainkan saya. Sembahlah saya, amat sucilah saya, alangkah besarnya kuasaku” dan masih banyak lagi kata-kata Abu Yazid yang ganjil apabila kita tidak memahaminya dengan seksama. “yang ada dalam baju ini hanyalah Allah” ucapan yang keluar dari mulut Abu Yazid, bukanlah kata-katanya sendiri tetapi kata-kata itu diucapkannya melalui diri Tuhan dalam Ittihad yang dicapainya dengan Tuhan, dengan demikian sebenarnya Abu Yazid tidak mengaku dirinya sebagai Tuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar