Rabu, 21 Juli 2010

Syaikh Abdul Qadir Al Jailani

Sayyid muhyi al-din abu Muhammad abd al-qodir ibn abi shalih musa zangi dausat al-jailani lahir 470 H/1077M, dan wafat tahun 561 H/ 1166M, kebanyakan biografi tokoh sufi terpopuler ini penuh dengan fiksi, tanpa mendasarkan pada fakta-fakta sejarah. Padahal ulama ini merupakan tokoh sejarah yang cukup besar dalam wacana sejarah pemikiran islam, terutama sejarah tasawuf. J. Sperncer Trimingham, pengkaji tasawuf taraket yang cukup teliti menyatakan bahwa kesukaran dalamm melakukan studi mengenai biografi syekh abd al qodir sama halnya dengan menembus kabut legenda yang makain lama maki menggumpal di karenakan makin menumpuknya legenda di sekitarnya. Bahkan banyak kitab-kitab kehidupannya yang kemudian di buat oleh murid dan pengikutnya namun kebanyakan hanya berisi kekaguman-kekaguman atas kesaktian syekh, namun yang jelas syekh merupakan wali paling terkenal di dunia islam (Sholikhin, 2009).

Beliau adalah Syeh Muhiyudin Abu Muhammad Absul Qodir bin Abu Saleh Jinki Dusat bin Musa Al Juun, bin Abdulah Al-Mahd bin Hasan Al Nustanna, bin Amirul Mu’miniin Abu Hasan bin Amirul Mu’miniin Ali bin Abi Tholibbin Abdul Muntholib, bin Hasyim bin Abdul Mnaaf, bin Qushay, bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay bin Gholib bin Fahr bin Malik bin Nadhar bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Madhar bin Nadzar bin Ma’ad bin Adnan Al Quraisyi Al-Alawi Al Hasani Al-Jilli Al-Hambali. Nama beliau berasal dari Abd al-qodir (Lisman, 2009).


1. Abdul Qadir Al Jailani

Beliau adalah seorang ulama besar sehingga suatu kewajaran jika sekarang ini banyak kaum muslimin menyanjungnya dan mencintainya. Akan tetapi kalau meninggi-ninggikan derajat beliau berada di atas Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam, maka hal ini merupakan suatu kekeliruan. Karena Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam adalah rasul yang paling mulia di antara para nabi dan rasul yang derajatnya tidak akan pernah bisa dilampaui di sisi Allah oleh manusia siapapun. Ada juga sebagian kaum muslimin yang menjadikan Syeikh Abdul Qadir Al Jailani sebagai wasilah (perantara) dalam do'a mereka. Berkeyakinan bahwa do'a seseorang tidak akan dikabulkan oleh Allah, kecuali dengan perantaraannya. Ini juga merupakan kesesatan. Menjadikan orang yang sudah meninggal sebagai perantara tidak ada syari'atnya dan ini sangat diharamkan. Apalagi kalau ada yang berdo'a kepada beliau. Ini adalah sebuah kesyirikan besar. Sebab do'a merupakan salah satu bentuk ibadah yang tidak boleh diberikan kepada selain Allah. Allah melarang makhluknya berdo'a kepada selainNya. Allah berfirman, yang artinya:
"Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorangpun di dalamnya di samping (menyembah) Allah." (QS. Al Jin:18).

Tasawuf, sebagaimana telah di paparkan di muka, adalah ilmu yang membahas cara pendekatan diri seseorang kepada tuhan melalui pencucian roh, oleh karena itu tema ketuhan hamper bisa di pastikan merupakan tema sentral dalam ilmu tasawuf (syukur, 1999).

2. Syekh Abdul Qodir Jilani dalam Menyampaikan Dakwah

Salah satu syekh-syekh besar terekat kesufian pada masa terakhir adalah Syekh Abdul Qodir Al Jailani pendiri tarekat qodiriyah, ia lahir di jailan tahun 470 H., dan kemudian melakukan perpindahan menuju Bagdaf tahun 478 H . Ia belajar fiqih dalam madzhab hambali, dan kemudian menempuh jalan kesufian, serta menyibukkan diri dengan nasehat-nasehat di Bagdad tahun 521 H. ia sangatlah terkenal dan senantiasa mengenakan pakaian ulama’ murud-murudnya telah menyebarkan tarekatnya itu ke berbagai penjuru negar-negara islam seperti yaman, syria, mesir, dan kemudian tersebar pula di india, dan juga di turki, afrika sehingga menjadi sebuah terakat yang snagat besar. trimingham mengatakan bahwa abdul qodir al-jailani memepunyai sebuah tarekat yang sangat besar, yang dianut oleh jutaan orang hingga sekarang ia meninggal dunia tahun 561 H dan dimakamkan di bagdad. tarekatnya masih ada hingga sekarang di mesir, sudan, dan di negara asia dan afrika (Taftazani,2008).

Keteguhan dalam memegang syariat setelah memeperolehh ilmu agama dan ruhani yang tinggi, syekh abd, al-qodir al- jailani bukann hanya menjadi orang yang sangat saleh dan berilmu, namun juga merupakan cahaya pembimbing orang-orang yang tersesat dan merupakan sebuah gunung yng tak tergoyahkan dalam menentang kemurkaan beliau menyatakan bahwa hari kiamat, tak seorang pun bisa mengubah syariat. Siapapun yang menentang syariat, berarti dia adalah setan putra beliau syekh zia ud din abu nasr musa menyatakan ayah syekh abd al qodir jailani suatu kali mengatakan kepada bahwa suatu hari beliau menjalani mujahadah di dalam suatu hutan, dan kemudian beliau merasa haus, tiba-tiba segumpal awan hitam muncul di atas beliau dan menurunkan hujan, beliau minum dan meredakan dahaganya karena ini adalah rahmat dari allah beliau berkata bahwa setelah beberapa saat segumpal awan lain muncul memencarkan cahaya yang sedemikian terang sehingga seluruh langit menjadi bendderang, beliau berkata sebahwa di lihatnya sososk di dalam awan yang berkata “ wahai abdul qodir “ akulah penciptamu telah ku halalkann segalanya sesuatu bagi dirimua dan beliau membaca taawuz dana seketika itu pula cahaya itu lenyap dan berubah menjadi kegelapan, sebuah seara kemudian berkata dari dirimu berkat ilmu dan kesalahannu padahal aku telah menyesatkan sufi dengan mengunakan perangkap ini syekh abdul qodir al jailani menjawab sesungguhnya berkat rahmad penciptaku yang selalu menyertaiku kemudian beliau berkata kepada ayahku begaimana beliau tau bahwa itu adalah setan dan beliau menjawab dari perkataan nya bahwa dia telah menbuat yang haram menjadi halal bagiku, karena allah tidak pernah memerintahkan kemungkaran (Razfi, 2007).

Tetapi banyak pula orang yang membuat-buat kedustaan atas nama beliau. Kedustaan itu baik berupa kisah-kisah, perkataan-perkataan, ajaran-ajaran, "thariqah" yang berbeda dengan jalan Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam, para sahabatnya dan lainnya. Syaikh Abdul Qadir Al Jailani menyatakan dalam kitabnya, Al Ghunyah, "Dia (Allah) di arah atas, berada di atas 'ArsyNya, meliputi seluruh kerajaanNya. IlmuNya meliputi segala sesuatu. "Kemudian beliau menyebutkan ayat-ayat dan hadits-hadits, lalu berkata, "Sepantasnya menetapkan sifat istiwa' (Allah berada di atas 'ArsyNya) tanpa takwil (menyimpangkan kepada makna lain). Dan hal itu merupakan istiwa' dzat Allah di atas 'Arsy. (Aninomous,2009).

Jalan mendekatkan diri kepada allah adalah dengan melalui keaatan terhadap kewajiban agama, salat, sunnah, zkir allah, salawat kepada nabi muhammada , puasa sunah, sedekah, zuhud, dan juhd, (bersungguh-sungguh di atas jalan allah), sebagaimana di teladankan nabi Muhammad Saw. Sendiri inilah tarekat yang berdasarkan syariah (Lisman, 2009).
Syekh Abud Al Qodir al jailani mempelajari misteri tarekat dan mendalami tasawuf di dalam bimbingan syekh hammad ibn muslim al-dabbas, dalam tradisi, jika seseorang memasuki tarekat, dia di beri khirqah(jubah sufi). Tarekat yang di rintis syekh abd al-qodir al-jailani kemudian disebut menisbat kepada nama beliau sebagi tarekat qodariyah dan kemudian di kenal sebagai tarekat yang mengamalkan zikir allah untuk membersihkan hati manisia dari segala kejahatan, untuk mencapai kehidupan yang lurus, untuk mencapai kecintaan kepada nabi Muhammad SAW (Razfi, 2007).

3. Ajaran-ajarannya

Imam Adz Dzahabi menukilkan perkataan-perkataan dan perbuatan-perbuatan Syeikh Abdul Qadir yang aneh-aneh sehingga memberikan kesan seakan-akan beliau mengetahui hal-hal yang ghaib. Kemudian mengakhiri perkataan, ”Intinya Syeikh Abdul Qadir memiliki kedudukan yang agung. Tetapi terdapat kritikan-kritikan terhadap sebagian perkataannya dan Allah menjanjikan (ampunan atas kesalahan-kesalahan orang beriman). Namun sebagian perkataannya merupakan kedustaan atas nama beliau.”( Siyar XX/451 ). Imam Adz Dzahabi juga berkata, ” Tidak ada seorangpun para kibar masyasyeikh yang riwayat hidup dan karamahnya lebih banyak kisah hikayat, selain Syeikh Abdul Qadir Al Jailani, dan banyak diantara riwayat-riwayat itu yang tidak benar bahkan ada yang mustahil terjadi“.

Syeikh Rabi’ bin Hadi Al Madkhali berkata dalam kitabnya, Al Haddul Fashil,hal.136, ” Aku telah mendapatkan aqidah beliau ( Syeikh Abdul Qadir Al Jaelani ) didalam kitabnya yang bernama Al Ghunyah. (Lihat kitab Al-Ghunyah I/83-94) Maka aku mengetahui bahwa dia sebagai seorang Salafi. Ia menetapkan nama-nama dan sifat-sifat Allah dan aqidah-aqidah lainnya di atas manhaj Salaf. Ia juga membantah kelompok-kelompok Syi’ah, Rafidhah, Jahmiyyah, Jabariyyah, Salimiyah, dan kelompok lainnya dengan manhaj Salaf.” (At Tashawwuf Fii Mizanil Bahtsi Wat Tahqiq, hal. 509, karya Syeikh Abdul Qadir bin Habibullah As Sindi, Penerbit Darul Manar, Cet. II, 8 Dzulqa’dah 1415 H / 8 April 1995 M.)
Karena ajaran-ajarannya yang penuh dengan kedamainya dan menentramkan maka al-jailani di kalangan darwis mendapatkan julukan ‘mawar dari bagdad’ suatu lencana dan symbol dari keharmonisan kesufiannya melalui (latihan konsentrasi mengingat allah) julukan ini di berikan kepada pada saat kehidupan syekh di bagdad telah dengan demikian penuh dengan kebatinan (mistik), di manan kehadirannya sempat medapatkan tantangan dari spiritualis yang lebih dahulu ada dengan denganmengirimkan pesan bahwa bagdad sudah punah akan tetapi pada waktu itu, di tengah maraknya ulama-ulama spiritualis, justru masyarakat bagdad mengalami kemerosotan moral dan kegersangan spiritual, kehadiran beliau pmenyejukkan dahaga rohani dan menciptakan kembali harum semerbak bunga mawar tasawuf di tengah masyarakat (sholikhin, 2009).

4. Pendapat Para Ulama

Ketika ditanya tentang Syaikh Abdul Qadir Al jailani, Ibnu Qudamah menjawab, "Kami sempat berjumpa dengan beliau di akhir masa kehidupannya. Beliau menempatkan kami di sekolahnya. Beliau sangat perhatian kepada kami. Kadang beliau mengutus putra beliau Yahya untuk menyalakan lampu buat kami. Terkadang beliau juga mengirimkan makanan buat kami. Beliau senantiasa menjadi imam dalam shalat fardhu." Ibnu Rajab di antaranya mengatakan, "Syaikh Abdul Qadir Al Jailani adalah seorang yang diagungkan pada masanya. Diagungkan oleh banyak para syaikh, baik ulama dan para ahli zuhud. Beliau memiliki banyak keutamaan dan karamah. Tetapi ada seorang yang bernama Al Muqri' Abul Hasan Asy Syathnufi Al Mishri (orang Mesir) mengumpulkan kisah-kisah dan keutamaan-keutamaan Syaikh Abdul Qadir Al Jailani dalam tiga jilid kitab. Dia telah menulis perkara-perkara yang aneh dan besar (kebohongannya). Cukuplah seorang itu dikatakan berdusta, jika dia menceritakan segala yang dia dengar. Aku telah melihat sebagian kitab ini, tetapi hatiku tidak tenteram untuk meriwayatkan apa yang ada di dalamnya, kecuali kisah-kisah yang telah masyhur dan terkenal dari kitab selain ini. Karena kitab ini banyak berisi riwayat dari orang-orang yang tidak dikenal. Juga terdapat perkara-perkara yang jauh (dari agama dan akal), kesesatan-kesesatan, dakwaan-dakwaan dan perkataan yang batil tidak terbatas (Syukur, 2002).

Factor-faktor yang menjadikan syekh mendapatkan penghargaan tinggi di antara ulama sezamanya, serta mendapatkan pengakuan masyarakat luas adalah konsistensi antara yang diajarkan dan perilaku keseharian beliau, juga karena beliau memilliki kesalehan serta rasa cinta sesame yang luar biasa, dan memeperlihatkan kejujuran yang kuat dalam khotbah-khotbahnya. Yang patut di sayangkan adalha selama apa yang di kenal oleh masyarakat ( terutama kaum awam)hanyalah mengeksploitasi segi-segi kemukjizatan dan keramah (sholikhin, 2009).

Ibnu Rajab juga berkata, "Syaikh Abdul Qadir Al Jailani memiliki pendapat yang bagus dalam masalah tauhid, sifat-sifat Allah, takdir, dan ilmu-ilmu ma'rifat yang sesuai dengan sunnah. Beliau memiliki kitab Al Ghunyah Li Thalibi Thariqil Haq, kitab yang terkenal. Beliau juga mempunyai kitab Futuhul Ghaib. Murid-muridnya mengumpulkan perkara-perkara yang banyak berkaitan dengan nasehat dari majelis-majelis beliau. Dalam masalah-masalah sifat, takdir dan lainnya, ia berpegang pada sunnah. "

• Nasehat Syekh Abd Qodir Al-Jalani

Syekh abdul al qodir al jailani rady allahu ‘anhu berdakwah kepada umat muslim dan non muslim di bagdad. Nasehat dan mawaizah (ajaran) beliau di catat oleh para penulis pada saat beliau menyampaikan ceramah dan catatan-catatan telah di kompilasi setelah berabad-abad sebagai tempat pegangan tasawuf.

1. Al-ghunya li talibi tariqi haqq (bekal dalam menempuh jalan al-haq). Kitab ini menjelaskan tentang komperehensif tentang arkan al-iman (pokok-pokok keimanan), ar-kan al-islam (pokok-pokok islam), dan ihsan (kesempurnaaan spiritual), karya ini mengenai tentang fikih hambali dengan penekanan khusus kepada salat.

2. Futuh al-ghaib(menyingkap kegaiban) pesan utamanya adalah untuk meningkatkan diri kepada keinginan spiritual, juga untuk mengajak anda membangkitkan seluruh hidup dlam penghambaan kepada allah, hanya semata untuk mendapatkan ridho nya dan kedekatanya dengan nya tanpa mendapatkan ganjaran apapun di dunia nanti.

Dengan kealiman dan kepribadiannya itu, wajarlah jika syekh abdul qodir al jailani banyak mendaptkan pujian dari perbagai pihak. Misalnya dari ibnu arobi, penulis kitab al futuhat al makkiyah yang menganggap syekh abd al qodir sebagai seorang yang pantas menjadi wali quthub pada masnya ‘just man’ (al-insan al kamil, manusia sebenar-benarnya), lurus dalam keimanan dan otoritatif dalam hokum seseorang mulamatiyyah, yang memiliki rangking yang melebihi seluruh makhluk tuhan (sholikhin,2009).

Imam muhammmad bin sa’id zanjani dia menyatkan dalam karyanya yang terkenal nuzbatul khawatir, sebagai berikut : sejak masa syekh abi ali Hassan yasarajuwi, r.a. setiap wali yang muncul di bumi ini, mengambarkan kedatangan serta kemuliaan al-gaws al azam syekh abd al- qodir al jailani (razvi, 2007).

Bahwa ajaran al-jailani mengharuskan jiwa sufi tersebut aktif dan progresif, di mana ia terlibat dalam situasi dan kondisi social kemasyarakatan yang ada, ini merupakan indikasia bahwa al-jailani merupakan orang pertama yang memberikan makna baru atas khalwat yakni mengasingkan jiwa (bukan sekedar fisiknya ) denga mengendalikan hawa nafsu. Sementara khalwat fisik hanyalah sebagai wahana pelatihan diri bagi seseorang sufi.

Syekh abdul qodir al-jailanii menentukan bagi setiap orang yang baru memasuki tarekatnya agar beritikad dengan akidah yang benar, yaitu kaidah para pendahulu (salaf) yang soleh aqidah ahl al sunnah terdahulu yang di ikuti oleh para sahabat dan tabiin juga harus berpegang teguh dan mengamanlkan alquran serta sunnah rosullulah dengan sungguh-sungguh sehingga memperolehh petunjuk dan bimbingan dalam menampik jalan yang menyampaikan ke akhirat allah SWT. Selain itu al jailani juga menambahkan agar pemula besikap dengan berbagai sifat, seperti bersih hati, jernih muka,member kebajikan, menyingkirkan kejahatan, fakir, menerima kehormatan para syekh, bergaul dengan baik antar sesame ikhwanm memberikann kehormatan kepada orang kecil dan orang besar, meninggalkan permusuhan serta memebrikan bantuan dalam masalah agama dan dunia (razvi, 2007).


Kesimpulan

  1. Syekh Abdul Qodir Al-Jailani di lahirkan di sebuah tempat bernama neef, yang terletak di jilan Persia.
  2. Syekh Abdul Al Qodir Al-Jailani adalah seorang yang keras berpegang pada kebenaran dan kejujuran dalam perjuangannya dan tidak takut memeberikan masehat kepada penguasa dan pada kholifah sekalipun.
  3. Syekh Abdul Qodir Al-Jailani mengelola sekolah yang bisa membuat Murid-murid beliau banyak yang menjadi ulama’ terkenal. Seperti Al Hafidz Abdul Ghani yang menyusun kitab Umdatul Ahkam Fi Kalami Khairil Anam. Juga Syeikh Qudamah penyusun kitab figh terkenal Al Mughni.
  4. Syekh Abdul Al Qodir Al Jailani rady allahu ‘anhu berdakwah kepada umat muslim dan non muslim di bagdad. Nasehat dan mawaizah (ajaran) beliau di catat oleh para penulis pada saat beliau menyampaikan ceramah dan catatan-catatan telah di kompilasi setelah berabad-abad sebagai tempat pegangan tasawuf.


DAFTAR PUSTAKA

  • Manakib Syekh Abdul Qodir Al Jailani.2003.Perjalanan Spiritual Sulthanul Auliya: Bandung. Pustaka Setia.
  • Razvi, Muhammad, Aftsab, 2007, Syekh Abdul Qodir Al-Jilani Sultan Para Wali, Cahaya Hikmah, Yogyakarta.
  • Sholikhin, 2009, Tradisi Sufi Dari Nabi, Cakrawala, Yogyakarta.
  • Syukur, Amin, 2002, Menganut Tasawuf, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
  • Taftazani, Abu, 2008, Tasawuf Islam, Gaya Media Pertama, Jakarta.
  • Aninomous, 2009, http//Wapedin. Mobi/id/ Syekh Abdul Qodir Jailani.
  • http://www.al-madina.s5.com/index.htm (diakses 19April 2010)
  • http://baiturrahmah.blogsome.com/2007/05/21/siapakah-syeikh-abdul-qadir-al-jailani/ (diakses 19April 2010)
  • http://www.mail-archive.com/tasawuf@server03.abangadek.com/info.html (diakses 19April 2010)
  • http://ahmadiftahsidik.blogspot.com/2007/04/syaikh-abdul-qadir-al-jilani-bagian-2.html (diakses 19April 2010)
  • http://s4bil.multiply.com/journal/item/9/Syeikh_Abdul_Qadir_Al-Jailani (diakses 19April 2010)
  • http://www.alfithrah.net/index.php/syaikh-abdul-qadir-al-jilani.htm (diakses 19April 20

Tidak ada komentar:

Posting Komentar