Rabu, 21 Juli 2010

Jalaluddin Rumi; Puisi

Takkan pernah ada kekasih yang tak dicari oleh kekasihnya.
Jika kilat cinta telah menyambar satu hati, maka ketahuilah bahwa ada cinta di hati yang lain. Jika cinta ALLAH telah tumbuh dihatimu, tak diragukan lagi ALLAH pasti menaruh cinta kepadamu.
Tak ada suara tepuk tangan yang lahir dari satu tangan.
Kebijaksanaan iLahi adalah takdir dan suratan nasib yang membuat kita saling mencintai satu sama lain.
Karena takdir itulah, setiap bagian dari dunia ini bertemu dengan pasangannya.
Dalam pandangan orang-orang bijak, langit adalah laki-laki dan bumi ada
perempuan; bumi memupuk apa yang telah dijatuhkan oleh langit.
Jika bumi kekurangan panas, maka langit mengirimkan panas kepadanya;
jika bumi kehilangan kesegaran dan kelembaban, langit segera
memulihkannya.
Langit memayungi bumi, layaknya seorang suami yang menafkahi istrinya.
Dan bumipun sibuk dengan urusan rumah tangga; ia melahirkan dan menyusui segala yang telah ia lahirkan.
Tak ubahnya Bumi dan Langit dikaruniai kecerdasan, karena mereka melaksanakan pekerjaan makhluk yang memiliki kecerdasan.
Andaikata pasangan ini tidak mengecap kenikmatan, mengapa mereka bersanding seperti sepasang kekasih ?
Tanpa Bumi, akankah pohon dan bunga bisa berkembang ? Sementara tanpa Langit, akankah air dan panas bisa tersediakan ?
Sebagaimana ALLAH memberikan hasrat pada laki-laki dan perempuan sehingga dunia menjadi terpelihara oleh kesatuan mereka.
ALLAH juga menanamkan ke semua eksistensi, hasrat untuk mencari belahannya.
Siang dan malam nampak bermusuhan; namun keduanya mengabdi pada satu tujuan.
Masing-masing saling mencintai untuk menyempurnakan karya besar mereka.
Tanpa malam, alam manusia tidak akan punya penghasilan, sehingga tidak ada yang akan dibelanjakan di waktu siang.

-Jalaluddin Ar-Rumi-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar